Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Bimbingan Kelompok
SMKN 1 Rambang Dangku
Ravin Dewanti,S.Pd
Bimbingan dan Konseling
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bimbingan dan
konseling (PTK BK). Metode penelitian komparatif menggunakan analisis
diskriptif. Ada bermacam jenis layanan dalamBK, salah satunya adalah layanan bimbingan
Belajar. Cara ini diyakini dapat mengatasi masalah siswa karena keterdekatan dan
kebersamaan diantara siswa dapat dibangun kemandirian belajar siswa untuk
pencapaian prestasi belajar. Pada penelitian
tindakan kelas ini, sumber data diperoleh dari : (1) Data proses diperoleh dari
peneliti dalam memberikan layanan bimbingan klasikal dan siswa sewaktu
mengikuti layanan dan situasi pada saat layanan. (2) Data hasil diperoleh dari
pengamatan terhadap siswa berupa hasil remedial teaching siswa dalam ulangan
harian. Data ini merupakan hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan
dalam tahap refleksi. Dari pengumpulan data melalui observasi dari 12 siswa.
Dari aspek yang diterapkan 8 siswa tidak sesuai dari aspek yang diterapkan
karena masih menggantungkan kepada teman dan kurangnya kemandirian belajar
siswa dan 4 siswa terlihat kurang sesuai karena masih ikut – ikutan temannya
atau belum mempunyai sikap kemandirian. Setelah dilaksanakan layanan Bimbingan Kelompok
dan siswa mengisi angket kemandirian belajar, hasilnya dibandingkan dengan
kondisi awal dengan jumlah siswa yang pencapaian kemandirian belajar siswa
kurang yang semula 12 siswa, menjadi 2 siswa yang masih kurang dalam
kemandirian belajar, sehingga layanan bimbingan kelompok yang belum mencapai
kemandirian belajar dengan jumlah sebesar 35 %. Dengan kata lain layanan
bimbingan kelompok dalam meningkatkan kemandirian belajar mengalami peningkatan
65%. selanjutnya layanan bimbingan kelompok yang belum mencapai kemandirian
belajar berjumlah 35 %. Dengan kata lain layanan bimbingan kelompok mencapai
keberhasilan 100 %. Saran yang peneliti berikan kepada rekan-rekan guru BK
untuk lebih meningkatkan kualitas layanan Bimbingan dan Konseling perlu
mengeksplorasi model-model layanan bimbingan, khususnya bimbingan kelompok,
sehingga memiliki kesiapan dan jika ada kesulitan dan/atau kelemahan dalam
pelaksanaannya dapat diatasi dengan baik lewat budaya meneliti.
KataKunci: Kemandirian, BelajarSiswa, Bimbingan
Kelompok
Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak
berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang – orang yang ada
dilingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlakunya waktu dan
perkembangan selanjutnya, seorang anak akan berlahan – lahan akan melepaskan
diri dari ketergantungannya para orang tua atau orang lain disekitarnya dan belajar
untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah
yang dialami oleh semua mahluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri
atau sering juga disebut berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan
seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas
apa yang dilakukannya.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk
menjamin kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa.Hal ini disebabkan karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia, dan guna mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan usaha yang
keras dari masyarakat maupun pemerintah (Thantawi, 2005).
Selengkap apapun sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah,
jika tidak ditunjang dengan kompetensi guru terhadap bidang studi yang
diajarkan, maka kegiatan bela jar mengajar tidak akan berhasil. Mardziah (2001)
mengemukakan bahwa dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang
peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas dan
tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru BK
sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan
berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran dan menerapkan metode pengajaran
yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dan
kemampuan membuat suasana belajar dapat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan.
Bimbingan dan konseling di sekolah, yang diberikan
dengan bimbingan dan layanan informasi yang penting atau orientasi lainnya
memang menjadi instrumen yang penting dan kebutuhan siswa dalam tingkat
kemandirian dan kreativitas belajar, pengalaman di lapangan memperlihatkan
masih banyak para siswa yang bingung dalam menguraikan beberapa penjelasan dari
seorang guru sehingga seorang anak akan malas dalam belajar terutama pada siswa
tingkat menengah dan tingkat atas.
Hal ini erat kaitannya dengan prestasi dan
kreativitasnya dalam belajar, para guru disibukkan dengan banyaknya siswa.
Bahkan orang tua yang berkonsultasi, untuk meminta pendapat terhadap pihak
sekolah tentang bagaimana mencari metode yang paling cocok untuk putra –
putrinya. Kesibukan para guru terutama sehubungan dengan minimnya tata yang
tersedia, saat inilah diperlukan bimbingan dan penyuluhan, maka dengan adanya
bimbingan dan motivasi di sekolah diharapkan dapat menjadi media pelengkap dari
pertimbangan di atas, dengan data atau informasi yang kemungkinan
pertimbangan,pemilihan,sertakeputusanmendekatisebenarnya,dan penjelasan inilebih
banyak dari pihak sekolah ( guru study/ pembimbing/ wali kelas/ kepala
sekolah) terhadap siswa menjadi suatu supporting/ motivasi dalam mengukir
prestasi dan oleh orang itu dapat diterima.
Bila pendidikan di sekolah ditinjau dari segi siswa
mengalami suatu perkembangan di dalamnya dirinya selama dia bersekolah,
perkembangan ini mengandung pola beberapa komponen atau aspek, antara lain
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan motivasi, dan perkembangan
sosial. Secara tradisional perkembangan intelektual mendapat perhatian utama di
sekolah, hal ini berlaku pula dewasa ini tetapi perkembangan murid dalam aspek
– aspek yang lain semakin perlu juga diperhatikan disekolah, mengingat tujuan
pendidikan nasional jauh lebih dari pada pemahaman dan pengetahuan ( prestasi
intelektual). Hasil perkembangan yang bulat menyangkut perkembangan dari semua
komponen atau aspek yang harus dikaitkan antara satu dengan yang lain
(Abdullah, 2004).
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai
hasil yang berbeda– beda dalam proses belajar mengajar. Atas dasar perbedaan
individual siswa inilah, guru harus menggunakan berbagai pendekatan dengan
anggapan bahwa bila siswa mendapat kesempatan belajar sesuai kemampuan pribadinya
diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Pada laporan ini peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) yang dianggap lebih detail dalam melaporkan layanan.
Adapun layanan yang digunakan pada penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok
yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil
pengembangan akan dilakukan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari sampai
dengan Mei 2022. Tahap persiapan akan dilaksanakan pada bulan Januari dan
Minggu kedua bulan Februari, tahap pelaksanaan dimulai bulan Februari dan
Maret, tahap analisis data dimulai pada awal bulan April,dan yang terakhir yaitu
penyusunan laporan akan dilaksanakan pada akhir
Bulan April.Sedangkan
dalam penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1Rambang Dangku
Sebyek penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan
Teknik Bisnis Sepeda Motor {TBSM} yang berjumlah 12 orang siswa smuanya
berjenis kelamin laki – laki .
Padapenelitian tindakan kelas ini, sumber data
diperoleh dari : (1) Data (Proses) diperoleh dari peneliti dalam memberikan
layanan bimbingan kelompok, dan siswa sewaktu mengikuti layanan dan situasi
pada saat layanan. (2) Data (Hasil) diperoleh dari pengamatan terhadap siswa
berupa hasil remedial teaching siswa dalam ulangan harian. Data ini merupakan
hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan dalam tahap refleksi.
a.
Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematik dan sengaja dengan menggunakan alat indra (terutama mata) dan
pencatatan terhadap gejala perilaku yang diselidiki (Arikunto, 2010).
b. Wawancara
Teknik wawancara adalah suatu proses pembicaraan dalam situasi komunikasi
lanfgsung (face to face relationship)
antara pewawancara dengan pihak yang diwawancari dimana kedua belah pihak
saling memberikan dan atau memberikan informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan
data, menciptakan hubungan baik,dan memberikan pertolongan (Arikunto, 2010).
Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan
kelompok yang dibuat oleh peneliti
bersama
kolaborator, dilaksanakan layanan bimbingan kalsikal kepada 12 siswa bermasalah
dalam kurangnya mencapainya kemandirian belajar pada siswa. Layanan bimbingan kelompok
dilaksanakan mengikuti tahap – tahap bimbingan kelompok sebagaimana yang telah
dibakukan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data selama proses sebagai
berikut ini:
1. Hasil Pengamatan terhadap Tindakan
Guru BK
Pada kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan Guru BK diperoleh
data dari pedoman pengamatan sebagai berikut ini. Berdasarkan kriteria
penilaian pada tindakan layanan bimbingan kelompok dikelompokkan menjadi 3
tingkatan kualitas, yaitu :
a. KurangBaik =≥
20
b. CukupBaik =21-30
c. Baik =31–50(Total nilai tindakan ideal)
Tabel1.Hasil Pengamatan Terhadap Tindakan
Layanan Bimbingan Kelompok Siklus
I
Tahap |
PelaksanaantindakanSiklus I |
HasilTindakan |
||
Bimbingan Kelompok |
LBKI |
LBKII |
NilaiRata–rata LBK I dan
II |
Ideal |
Tahap
Permulaan |
4 |
4 |
4 |
10 |
TahapInti |
12 |
13 |
12,5 |
25 |
Tahap
Penutupan |
6 |
7 |
6,5 |
15 |
Jumlah |
22 |
24 |
23 |
50 |
Rata–Rata |
23 |
|
|
|
KulitasLayanan(23)=Cukup
Baik |
Keterangan:
a. KurangBaik =≥
20
b. CukupBaik =21-30
c. Baik =31–50(Total nilai tindakan ideal)
Pelaksanaan tindakan peneliti dalam layanan bimbingan
Kelompok termasuk dalam kategori tindakan cukup baik,karena pelaksanaan tindakan
layanan Bimbingan kelompok dan layanan Bimbingan kelpmpok hasil pelaksanaan
kedua layanan tersebut
mencapai rata – rata 23. Berdasakan kriteria penilaian pada tindakan
layanan menunjukan tingkatan cukup baik.Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
pada Siklus II berikutnya maka tindakan – tindakan yang belum baik pada setiap
tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu.
2. Kondisi Siswa dalam Layanan Bimbingan
Kelompok SiklusI
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan
bimbingan kelompok diperoleh temuan sebagai berikut ini.
Tabel 2.Kondisi Siswa dalam Layanan
Bimbingan Kelompok
Subjek |
Kondisi Pelayanan
LBKI |
Rata–Rata |
Keterangan |
|
LBKI |
LBKII |
|||
1 |
18 |
18 |
18 |
KurangBaik |
2 |
19 |
19 |
19 |
KurangBaik |
3 |
16 |
18 |
17 |
KurangBaik |
4 |
16 |
18 |
17 |
KurangBaik |
5 |
18 |
18 |
18 |
KurangBaik |
6 |
20 |
24 |
22 |
CukupBaik |
7 |
19 |
21 |
20 |
KurangBaik |
8 |
19 |
27 |
23 |
CukupBaik |
9 |
18 |
24 |
21 |
CukupBaik |
10 |
19 |
23 |
21 |
CukupBaik |
11 |
18 |
18 |
18 |
KurangBaik |
12 |
21 |
23 |
22 |
CukupBaik |
Dari Tabel 2 diketahui bahwa 5 orang siswa kondisinya
berada level cukup baik yaitu dimana siswa setelah pelaksanaan layana bimbingan
kelompok dapat mencapai kriteria penilaian 21 – 30 dalam tingkatan kualitas
siswa menerima layanan bimbingan kelompok tersebut mencapai tingkat kualitas
cukup baik, dan 7 orang siswa berada pada kondisi kurang baik. dimana siswa
setelah layanan bimbingan kelompok dapat mencapai kriteria penilaian kurang
dari 20 dalam tingkatan kualitas siswa tersebut mencapai kualitas kurang baik.Dari
hasil tersebut siswa masih perlu diadakan layanan bimbingan kelompok untuk
meningkatkan kemandirian siswa
3. Hasil Pengamatan terhadap situasi
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Tabel 3.Situasi Pelaksanaan Layanan
Bimbingan Kelompok
Tahap Latihan LBK |
Situasi dan kondisi pelaksanaan LBK |
|
LBK1 |
LBK2 |
|
|
Situasi terasa agak kaku sewaktu
peneliti menjelaskan tentang |
Situasi lebih kondusif setelah guru pembimbing Memberikan
tambahan |
|
layanan bimbingan |
Penjelasan yang dapat |
|
Kelompok dan persiapan materi |
Dimengerti anak |
Tahap Permulaan |
Yang akan disampaikan
|
|
|
Nampak ada keraguan siswa tentang kegiatan yang akan |
Situasi lebih cairs etelah anggota mengetahui |
|
dilakukan |
Pentingnya kegitan yang Akan dijalani |
TahapInti |
Siswa nampak kurang memiliki pemahaman yang utuh tentang materi Yang disampaikan oleh peneliti |
Materi yang d isampaiakan peneliti lebih dapat dipahami
setelah para siswa KLB diberi kesempatan untuk eksplorasi |
|
Nampak raut wajah ceria |
Ada keengganan untuk |
|
Setelah kegitan layanan |
Mengahiri kegiatan |
TahapPenutup |
Bimbingan Kelompok |
Layanan sehubungan |
|
berakhir |
Dengan materiyang |
|
|
dibicarakan |
4. Hasil Pengamatan terhadap Kemandirian
Tabel 4.Hasil nilai Pencapaian kemandirian
belajar siswa setelah layanan Klasikal dalam siklus I
Subj Pen |
Aspek Penilaian |
Rata2
Nil Asp |
Ket |
|||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
16 |
17 |
18 |
19 |
20 |
|||
1 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2.35 |
|
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2.6 |
|
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.1 |
|
4 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2.55 |
|
5 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.6 |
|
6 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.55 |
|
7 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2.55 |
|
8 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.6 |
|
9 |
3 |
2 |
3 |
3 |
1 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.7 |
|
10 |
3 |
4 |
3 |
4 |
1 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
4 |
2 |
2.75 |
|
11 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.55 |
|
12 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2.6 |
|
Keterangan:
1
:Sangat Kurang Mandiri
2
:Kurang Mandiri
3
:Mandiri
4
:Sangat Mandiri
Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa
hal yang belum dapat dijalankan oleh praktikan dalam melaksanakan perannya pada
setiap tahapan dalam layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan. Temuan –
temuan tersebut sekaligus merupakan rekomendasi bagi praktikan untuk dapat
dijalankan pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus II.
Berdasarkan hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang telah
diperbaharui pada siklus II dapat dipaparkan sebagai berikut ini :
1. Hasil
Pengamatan terhadap Pelaksanaan Tindakan paktikan dalam Layanan Bimbingan
Kelompok Siklus II
Tabel 5.Hasil Pengamatan Terhadap
Tindakan Konselor dalam Layanan Bimbingan Kelompok Siklus II
Tahap LBK |
Pelaksanaantindakan SiklusII |
NilaiRata–rata LBK I dan II |
HasilTindakan Ideal |
|
LBKI |
LBKII |
|||
Tahap Permulaan |
6 |
8 |
7 |
10 |
TahapInti |
18 |
23 |
20,5 |
25 |
TahapPenutup |
10 |
13 |
12 |
15 |
Jumlah |
33 |
44 |
39,5 |
50 |
Rata–Rata |
39,5 |
|
|
|
KulitasLayanan(39,5)=Baik |
Keterangan:
a. KurangBaik =≥
20
b. CukupBaik =21-30
c. Baik =31–50(Total nilai tindakan ideal)
Hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada
siklus II menunjukkan adanya peningkatan kualitas layanan dari kegiatan
pelaksanaan tindakan layanan bimbingan kelompok I ke kegiatan pelaksanaan
tindakan layanan bimbingan kelompok II. Hasil yang dicapai meskipun belum
sampai pada tahap ideal, namun sudah masukke dalam kategori baik, karena
dilihat dari kriteria penilaian pelaksanaan tindakan layanana bimbingan
kelompok I dan layanan bimbingan kelompok II dan tingkat kualitasnya baik.
2. HasilPengamatanterhadapSiswadalamKegiatanLayananBimbinganKlasikalSiklus
II
Tabel6.HasilPengamatanterhadapSiswadalam
Kegiatan Layanan Bimbingan Klasikal Siklus II
Subjek |
KondisiPelayananLBK |
Rata–Rata |
Keterangan |
|
LBKI |
LBKII |
|||
1 |
28 |
32 |
30 |
Baik |
2 |
29 |
33 |
31 |
Baik |
3 |
29 |
33 |
31 |
Baik |
4 |
25 |
33 |
29 |
CukupBaik |
5 |
27 |
31 |
29 |
CukupBaik |
6 |
30 |
34 |
32 |
Baik |
7 |
31 |
35 |
33 |
Baik |
8 |
32 |
36 |
34 |
Baik |
9 |
31 |
35 |
33 |
Baik |
10 |
30 |
34 |
32 |
Baik |
11 |
26 |
30 |
28 |
CukupBaik |
12 |
32 |
32 |
32 |
Baik |
Berdasarkan tabel tentang hasil pengamatan terhadap siswa
sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok pada siklus II,
memberikan gambaran tentang pengaruh yang terjadi pada diri siswa setelah
mengikuti layanan bimbingan kelompok yang mereka terima dan untum mencapai
kemandirian belajar siswa. Pada siklus II ini dari hasil pengamatan nilai rata
– rata terhadap siswa mencapai kualitas baik.
3. Hasil Pengamatan
terhadapS ituasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan kelompok Siklus
|
TahapInti |
Pembahasan materi kian lebih mendalam dengan diperolehnya
kesempatan setiap siswa untuk bicara oleh peneliti |
Sharing pengalaman
dalam menghadapi menanggapi materi antar siswa
menjadikan menguji kemungkinan untuk
diterapkan pada dirinya |
TahapPenutup |
siswa
menunjukkan kesan yang baik terhadap pelaksanaan layanan bimbingan klompok
yang diikuti |
Adanya
usulan kegiatan dilakukan lagi dengan membahas topic yang berkenaan dengan pribadi |
Berdasarkan tabel tentang Situasi Pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok diperoleh informasi tentang keadaan yang tercipta selama
kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung memberikan gambaran tentang
kondusivitas kegiatan yang berlangsung.
4. Hasil
Pengamatan kondisi siswa setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok dalam
Siklus II
Tabel 8.Hasil nilai Pencapaian
kemandirian belajar siswa
Setelah layanan
Bimbingan Kelompok siklus II
Subj Pen |
AspekPenilaian |
Rata2
NilAsp |
Ket |
|||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
16 |
17 |
18 |
19 |
20 |
|||
1 |
2 |
4 |
2 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
3 |
2 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3.60 |
|
2 |
4 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
3 |
4 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3.60 |
|
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3.25 |
|
4 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3.65 |
|
5 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3.65 |
|
6 |
3 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3.20 |
|
7 |
2 |
3 |
3 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3.25 |
|
8 |
3 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3.20 |
|
9 |
3 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3.20 |
|
10 |
3 |
3 |
3 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
4 |
3.65 |
|
11 |
4 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
3 |
4 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3.60 |
|
12 |
3 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3.20 |
|
Keterangan:
1
:Sangat Kurang
2
:Kurang
3
:Baik
4
:Sangatbaik
Dari table hasil pengamatan kondisi siswa setelah
mengikuti layanan bimbingan klasikal dalam siklusII memberikan gambaran tentang
aktualisasi pemahaman para siswa dari materi yang dibicarakan dalam layanan
bimbingan kelompok dalam bentuk kongkrit. Kurang tercapinya pencapaian
kemandirian belajar siswa masih terjadi perlu dicermati lebih arif lagi untuk
menentukan perlunya dilaksanakan layanan bimbingan Kelompok pada tahap
selanjutnya, dan/atau diganti dengan menggunakan pendekatan yang lain yang lebih
sesuai.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang didasarkan pada
analisis data terhadap hasil pengamatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berkut :
1. Penggunaan layanan bimbingan kelompok
memberikan tempat dan peluang kepada siswa SMK khususnya kelas XI TBSM
melakukan curah pendapat / gagasan terkait dengan masalah yang mereka hadapi
dengan rasa aman dan nyaman.
2. Penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat
digunakan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam mencari alternative
solusi atas persoalan yang dihadapi individu dan kelompok.
3. Praktikan dapat meningkatkan
kualitas proses layanan bimbingan sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik professional.
Abdullah.(2004).DiagnostikkemandirianBelajar,danBimbingan.Jakarta:Rineka
Cipta.
Arikunto,S.2010.ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek.Jakarta:Penerbit
Rineka Cipta.
Mardziah,H.A.2001.BimbingandanKonseling.Jakarta:Depdikbud:PT.ProyekPembinaan
Pendidikan.
Mujiman, H. (2005). Diagnostik kemandirian Belajar dan Bimbingan
Konseling: Tidak diterbitkan.
Prayitno&Atmi,E.2004.Dasar-dasarBimbingandanKonseling.Jakarta:Rineka
Cipta.
Thantawi.(2005).DiagnostikkemandirianBelajar,Jakarta:Rineka Cipta.