Mogok Makan
By Dian Tri Artika
Email:
diantriartika12@gmail.com
Kupandangi
berbagai jenis makanan di atas meja makan yang tak bertaplak lagi. Dengan
menahan tangis karena sakitnya hati ini, kututupi makanan itu dengan tudung
saji yang sudah cukup tua usianya.
Sudah
dua hari anak pertamaku mogok makan, dari kemarin hanya sedikit susu kental
manis yang masuk ke dalam perutnya, itupun kami paksa supaya dia mau
meminumnya.
Hal
ini sering terjadi pada anak pertamaku. Ada suatu masa dimana dia seperti tidak
mempunyai rasa lapar. Bermacam makanan yang kami coba berikan tidak ada yang
dimakannya, dan jika hal ini sudah terjadi tak jarang aku dan suamiku
bersepakat memaksanya minum susu
menggunakan spet suntikan.
Memasukan
5 ml susu sangatlah sulit, penuh dengan drama, seperti sedang memberikan obat
yang pahit kepada dia padahal itu susu yang rasanya manis, bahkan tak jarang
suamiku menangis dan memohon kepada anakku supaya mau meminum susu itu. Adegan
tangis-tangisan selalu terjadi jika sudah seperti ini.
Namaku
Ika, seorang ibu yang mempunyai anak
berkebutuhan khusus (ABK). Anak pertamaku laki-laki bernama Agam, dia adalah
anak yang istimewa bagiku. Aku memiliki suami yang sangat luar biasa bernama
Didik. Dia adalah sosok laki-laki yang sangat menyayangi keluarga. Dia telaten
dan sabar, dalam waktu 24 jam menjaga dan melayani Agam.
Dia
rutin menyuapi Agam dari pagi sampai malam, memandikannya, mengganti bajunya
jika basah terkena air minum ataupun kotor karena tumpahan makanan, maaf dia
juga selalu membersihkan kotoran BAB ataupun BAK Agam karena anak kami belum
bisa untuk BAB ataupun BAK ke wc, jika kami ajak dia BAB ke wc maka dia malah
tidak akan BAB selama berhari-hari. Jadi Agam sering sekali memakai popok.
Selain
itu dia juga selalu menemani Agam tidur karena jika ayahnya tidak ada
disampingnya, Agam akan susah atau tidak bisa tidur. Itu merupakan tugas yang
sangat berat menurutku, banyak energi dan emosi suamiku yang terkuras
sehari-harinya.
Sepertinya
minggu ini Agam sedang mengalami kondisi tak mau makan, apa penyebabnya akupun
tak tahu dengan pasti. Tetapi hal ini sering terjadi. Biasanya ini akan
berlangsung selama 1 minggu, dimana kami harus memutar otak kira-kira makanan
apa yang dia mau. Kami mencoba bermacam-macam makanan setiap harinya,
sehingga waktu kami pun seharian habis hanya untuk mengusahakan Agam mau makan
walaupun hanya sesuap nasi saja atau secuil ikan ataupun daging ayam.
"Kakak
makan ya, ini enak loh Kak." rayuanku kepada Agam supaya dia mau mencicipi
sepiring nasi bakar yang aku beli dari Cafe
adikku. Siang ini aku coba menu nasi bakar, karena biasanya dia suka dengan
nasi yang dibungkus daun pisang.
Ide
ini muncul dari Almarhumah ibu mertuaku, dulu saat Agam mogok makan Almarhumah
sering membungkus nasi dengan daun pisang, dan terkadang Agam mau memakannya
sedikit. Tiga suap nasi bakar masuk ke perut Agam siang ini.
"Alhamdulillah"
ucapku dalam hati. Bisa sedikit bernapas lega untuk beberapa menit sambil
memikirkan ide menu makanan apa lagi yang harus aku berikan selanjutnya yang
kira-kira Agam mau memakannya.
Agam
sering mengalami berbagai kondisi prilaku seperti ngamuk dan menangis, susah
tidur malam, mogok makan, doyan makan, penurut dan pendiam, serta jahil dan
tertawa. Kondisi-kondisi demikian bergantian dialaminya seperti sudah ada
jadwalnya, paling cepat pergantiannya adalah setiap 1 minggu. Maka
1 minggu
ke depan
ini aku dan suami akan
berderai air mata karena kondisi susah makan.
Dari
semua kondisi yang terjadi, yang paling berat bagiku adalah saat dia mogok
makan, karena kondisi ini menguras seluruh pikiran dan tenagaku serta suami,
tak jarang kami berdua mengkonsumsi obat sakit kepala untuk sedikit meringankan
sakitnya fisik dan hati ini.
Orang
tua mana yang gak pusing saat anaknya berhari-hari gak mau makan, juga melihat
badan anaknya langsung kisut dan layu karena kurang asupan makanan.
Aku
sudah coba mencari informasi diinternet mengenai hal ini, dan informasi yang
aku baca adalah memang anak ABK itu terkadang tidak mampu mengartikan rasa
lapar mereka sehingga mereka tidak mau makan ataupun minum.
Itulah
tantangan terbesar bagi orang tua yang mempunyai anak istimewa seperti Agam.
Tips-tips yang ada diinternet pun selalu aku ikuti supaya anakku mau makan
walaupun hanya sesuap nasi saja.
Disaat
seperti ini, hari-hari kami akan terasa hampa, pahit bahkan makan pun tak
berselera. untuk menelan makanan rasanya hati ini sakit sekali. Apa artinya
kami makan enak jika anak sendiri sedang tak mau makan. Tapi kami tetap
memaksakan diri untuk tetap makan sebagai penghilang lapar saja dan tak jarang
kami makan sambil menangis, karena jika kami tidak makan maka kami akan sakit,
dan jika kami sakit siapa yang akan mengurusi Agam.
Terkadang
tidur pun terbawa mimpi buruk saat Agam tidak mau makan seperti ini. Satu hal
lagi tak jarang suamiku marah kepadaku jika aku pulang terlambat dari kerja
terutama saat Agam sedang mogok makan
Aku
memaklumi itu karena dia pasti sangat stres menghadapi Agam sendirian saat aku
pergi kerja. Aku di tempat kerja bisa ngobrol dengan kawan-kawan dan merefresh otak, sedangkan suamiku tidak
bisa. Saat hal itu terjadi maka aku akan diam saja menunjukkan rasa bersalahku,
dan aku akan menggantikan posisinya sementara untuk berusaha mengajak Agam
makan.
Kira-kira
itulah sedikit cerita spesial yang selalu kami rasakan disaat Agam mogok makan.
Dan dengan rasa bak permen
nano-nano ini, maka disaat Agam sedang doyan makan, kami melayani dia dengan semangat dan menyiapkan
banyak jenis makanan dan menyuapinya.
Selain
itu kami juga menjadi sangat bersyukur saat Agam doyan makan, hati ini sejuk
sekali seperti tidak ada lagi beban dalam hidup. Kami menjadi sangat bahagia
hanya dengan melihat Agam doyan makan, mungkin bagi orang lain itu hal biasa
tapi bagiku serta suami itu merupakan anugerah
besar.
Kami
selalu bersukur mempunyai anak ABK walaupun hal-hal sepele dan mungkin dimata
orang umumnya gak penting. Tapi bagi kami itu adalah nikmat yang luar biasa.
Misalnya saat Agam sedang anteng, kami bisa tidur nyenyak di malam hari.
Ataupun saat Agam sedang doyan makan, kami juga bisa merasakan nikmatnya
makanan itu.
Banyak
pelajaran dan hikmah yang kami petik memiliki anak ABK. Terima kasih Agam,
kehadiranmu banyak mengajarkan ibu dan ayah artinya bersyukur yang
sesungguhnya. Ibu dan ayah selalu
mencintai serta menyayangimu apapun kondisi dan keadaanmu.
Kami tidak banyak menuntut mu nak, harapan kami semoga
Agam selalu diberikan kesehatan serta bisa sedikit mandiri untuk dirinya
sendiri di masa depan. Sehingga nantinya ketika kami tidak ada di sampingnya
lagi, ibu dan ayah bisa pergi dengan rasa tenang.