PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING KELAS X
Dian Tri Artika1,
Effendi Nawawi2, Wiwik Endah Noviyanti3
SMKN
1 Rambang Dangku1, FKIP Kimia Universitas Sriwijaya2,
SMAN 2 Palembang3
Email: diantriartika12@gmail.com, effendi@fkip.unsri.ac.id
ABSTRAK
Suatu model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat memfasilitasi peserta
didik untuk aktif dalam pembelajaran,
mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan kooperatif dan kemampuan
berpikir ktitis dalam
memecahkan suatu pemasalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep kimia dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Problem Based
Learning. Dari hasil
analisis data dengan menggunakan metode
penelitian tidakan kelas didapatkan
bahwa hasil
belajar belajar peserta didik kelas X TKJ 1 SMKN 1
Rambang Dangku mengalami peningkatan
dari siklus
pertama sampai siklus kedua
yaitu, pada siklus pertama ada
66,67% peserta
didik yang mendapatkan nilai tuntas KKM dan
pada siklus kedua meningkat
menjadi 83,30%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia peserta didik, hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar peserta didik yang meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua, karena dengan meningkatnya hasil
belajar peserta didik maka dapat dipastikan meningkat juga pemahaman konsep
peserta didik tersebut terhadap materi yang mereka pelajari.
Kata Kunci:
problem based learning, pemahaman konsep, hasil belajar, penelitian
tindakan kelas, kimia.
A learning model is expected to increase the effectiveness of
learning. The Problem Based Learning (PBL) learning model can facilitate
students to be active in learning, develop knowledge, attitudes, cooperative
skills and the ability to think effectively in solving a problem. The purpose
of this study is to improve the ability to understand chemical concepts and
student learning outcomes through a Problem Based Learning learning model. From the results of data analysis using the class research method, it
was found that the learning outcomes of class X TKJ 1 SMKN 1 Rambang Dangku
students increased from the first cycle to the second cycle, namely, in the
first cycle there were 66.67% of students who received a complete KKM score and
in the second cycle it increased to 83.30%. So it can be concluded that the
Problem Based Learning learning model can improve students' understanding of
chemistry concepts, this can be seen from student learning outcomes that
increase from the first cycle to the second cycle, because with the increase in
student learning outcomes, it can be ascertained that the understanding of the
student's concept will also increase the understanding of the student's concept
of the material they are learning.
Keywords: problem based learning, concept understanding, learning outcomes, classroom action research, chemistry.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam dunia
pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter, mengingat
guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang
kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk
dimana kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan. Pendidikan yang
berkualitas juga akan menghasilkan SDM yang berkualitas. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan SDM yang berkualitas melalui program pendidikan nasional. Pendidikan nasional berupaya untuk
mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas SDM guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur,
serta mengembangkan diri sebagai manusia (Sutria
Putri Wahyuti dan Purwanto, 2018).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dari kualitas tenaga pendidik
dalam pendidikan. Tenaga pendidik juga memiliki peranan
yang sangat penting yaitu mengemban
tanggung jawab dan merencanakan kegiatan
belajar dalam upaya menciptakan peserta didik yang berkualitas.
Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) sebagai salah satu persyaratan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) merupakan hal yang penting dalam pencapaian tujuan tersebut. Kimia adalah salah satu bagian
dari ilmu pengetahuan alam yang mempunyai
peranan penting dalam penguasaan teknologi
sehingga para pelajar
diharapkan mempunyai pemahaman yang baik pada bidang ini. Dalam melaksanakan profesionalisme, guru harus memiliki kemampuan
dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Mengingat hal tersebut, maka guru harus dibantu dengan
media yang tepat agar pembelajaran dalam kelas menjadi menarik. Sekaligus mampu
memberikan pemahaman yang tepat dan mendalam (Sutria Putri Wahyuti
dan Purwanto, 2018).
Terkait dengan hal-hal di atas yang berkaitan dengan pendidikan, peneliti
mengumpulkan
data dengan cara menyebarkan angket
kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 1 Rambang Dangku serta wawancara kepada teman
sejawat di sekolah tersebut terkait pemahaman
konsep kimia peserta didik proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah, serta nilai yang diperoleh.
Berdasarkan wawancara
dengan beberapa orang
guru, bahwa dalam proses belajar
mengajar pada umumnya
beliau masih menggunakan model pembelajaran konvesional dengan metode ceramah dan penugasan.
Model pembelajaran yang digunakan memusatkan kegiatan
belajar pada guru (teacher-centered). Peserta didik hanya duduk, mendengarkan, dan menerima informasi
dari guru sehingga
peserta didik menjadi
pasif. Guru merupakan
satu-satunya sumber informasi
sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah. Peserta didik hanya mendengarkan dan melihaat guru, sehingga peserta
didik mudah untuk melupakan pelajaran tersebut.
Oleh karena
itu,
dalam
hal
ini diperlukan salah atu upaya untuk mengatasi
permasalahan di atas yakni dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif, yang dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar mandiri, menggunakan media yang ada disekitar untuk membangkitkan aktivitas
peserta didik, melibatkan peserta didik dalam permasalahan nyata agar peserta
didik memiliki peningkatan keterampilan dalam memecahkan masalah. Salah satu alternatif model pembelajaran yang akan diterapkan
yaitu model Problem Based Learning. Pada model PBL peserta didik dituntut untuk berpikir kritis, yaitu melakukan pemecahan
masalah-masalah yang disajikan
dengan cara menggali
informasi sebanyak-banyaknya,
kemudian menganalisis dan mencari solusi
dari permasalahan yang ada. Model PBL mengorientasikan peserta
didik kepada masalah,
multidisplin, menuntut kerjasama
dalam penelitian, dan menghasilkan karya.
Keterampilan
berpikir kritis penting
untuk dikembangkan. Hal ini
juga tercantum dalam kurikulum yang berlaku
saat ini. Mencermati Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, pembelajaran kimia di sekolah
hendaknya bisa dilaksanakan secara kreatif dan inovatif dengan mengintegrasikan fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari dan juga perkembangan teknologi. Untuk menunjang itu guru tidak mungkin asal memindahkan materi dalam buku paket tetapi harus menyeleksi materi dari buku bahkan harus mencari rujukan lain yang lebih berbobot. Masalah
yang dihadapi oleh guru adalah tidak tersedianya materi yang didesain khusus yang sesuai dengan potensi
dan karakter peserta
didik sehingga diasumsikan bahwa potensi peserta didik belum berkembang maksimal (Fuad Abd.Rachman, Riska Ahsanunnisa, Effendi
Nawawi, 2017).
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini difokuskan untuk peningkatan pemahaman konsep pada materi Struktur dan Sifat Alkena
peserta didik di kelas X TKJ 1 yang diajarnya dengan menggunakan
model pembelajaran PBL yang
dilengkapi dengan LKPD berbasis HOTS, berbantuan media power
point dengan video pembelajaran yang menarik, bahan
pembelajaran elektronik dan Instrumen tes dan
menerapkan Ice Breaking
serta melakukan Refleksi
pada akhir pembelajaran yang diimplementasikan
pada pembelajaran Kimia
materi Struktur dan Sifat Alkena
maka membuat pemahaman konsep peserta didik akan meningkat. Semua kegiatan
yang akan dilaksanakan pada dasarnya menggunakan pendekatan TPACK (Technological Pedagogical Cont
ent
Knowledge) merupakan kerangka kerja guru dalam mengintegrasikan TIK dalam
pembelajaran. Konsep TPACK muncul dalam
teknologi pembelajaran didasarkan pada model Pedagogy Content Knowledge
(PCK). Selain itu, peserta didik akan
terlatih pula untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memberikan pendapatnya baik tulisan
maupun lisan.
METODE PENELITIAN
Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), karena
PTK kegiatan penelitian ini dilakukan di dalam kelas sehingga akan lebih fokus
pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas dalam proses pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas menggunakan
suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar
diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki pola mengajar guru, memperbaiki
perilaku peserta didik, meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran dan
mengubah kerangka kerja guru dalam mengajar sehingga terjadi peningkatan
layanan profesional guru. Manfaat dari melakukan PTK antara lain adalah
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran
di kelas, mengembangkan kinerja profesionalisme guru,
melatih guru untuk menjadi problem
solving andal, melatih kreatifitas guru, menumbuhkan rasa percaya diri guru
dan meningkatkan kualitas suatu
instansi sekolah (Eka Viandari, 2021).
PTK diawali dengan rencana karena
adanya masalah yang dirasakan oleh guru saat pembelajaran berlangsung. Guru
atau peneliti pada tahap ini membuat instrumen dengan merekam fakta-fakta yang
terjadi selama pengamatan berlangsung. Penerapan strategi pembelajaran harus
sesuai kemampuan peserta didik agar menghasilkan pembelajaran lebih baik. Di dalam melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas harus ada komitmen agar sesuai dengan kemampuan guru
dan selera peserta didik. Selain itu, pelaksanaan PTK juga harus memperhatikan
deskripsi tindakan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dilakukan,
serta rencana penerapan prosedur tindakan. Semua
pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK harus diobservasi. Tujuan
observasi agar tidak ada penyimpangan yang dapat memberikan hasil kurang
maksimal dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Refleksi
berbentuk kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi sebagai bentuk
dampak dari rancangan tindakan.
Berdasarkan hasil refleksi akan diketahui perubahan yang terjadi dan sejauh
mana tindakan ditetapkan mampu mencapai perubahan perbaikan (Guru Bagi, 2023).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep kimia dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Problem Based
Learning. Dari kegiatan
siklus kedua didapatkan analisis hasil belajar pada evaluasi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Jika
pemahaman konsep peserta didik tinggi dalam pembelajaran kimia, akan tinggi pula hasil belajar
yang diraihnya. Maka dari analisis hasil belajar
penilaian pengetahuan peserta didik
dapat dilihat dari siklus pertama
peserta didik yang lulus KKM
sebanyak 66,67% meningkat pada siklus
kedua sebesar 83,3%.
Pada kegiatan inti Guru memberikan stimulasi untuk memunculkan permasalahan
yang ditampilkan dengan bantuan tayangan video, kemudian
bertanya kepada peserta
didik mengenai informasi apa yang dapat peserta
didik lihat dari video, Apa kaitan tayangan
video ini dengan Struktur dan Fungsi Alkena yang kita pelajari. Kemudian Guru mengoorganisasikan peserta
didik kedalam kelompok
secara heterogen yang beranggotakan
4-5 orang dan membagikan LKPD.
Guru membimbing peserta didik untuk melakukan
penyelidikan Individu dan Kelompok,
dan mendorong peserta didik untuk berkerja sama dalam kelompok. Kemudian meminta
peserta didik melihat hubungan-hubungan berdasarkan informasi/data
terkait pada masalah dengan melihat
bahan ajar pada buku dan modul elektronik serta video youtube yang telah di bagikan. Selanjutnya Guru berkeliling mencermati peserta didik bekerja, menemukan berbagai kesulitan yang dialami
peserta didik serta memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami
dengan memberikan bantuan (scaffolding) berkaitan
dengan kesulitan yang dialamipeserta didik secara individu, kelompok
atau Klasikal. Dan meminta peserta
didik bekerja sama untuk menghimpun berbagai konsep yang sudah dipelajari serta memikirkan secara cermat strategi
pemecahan masalah yang berguna
untuk pemecahan masalah.
Saat menyajikan
hasil karya Guru meminta peserta didik menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) hasil diskusinya di depan
kelas secara sistematis, santun dan
hemat waktu. Guru
memandu jalannya diskusi dan
merumuskan jawaban yang benar.
Bagian yang terpenting adalah menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan
tambahan dengan baik dan memberi kesempatan kepada
peserta didik dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan. Guru melibatkan peserta
didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari peserta
didik yang lain dan membantu membuka cakrawala
penerapan ide dari penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan relasi kemudian
mengarahkan semua peserta
didik pada kesimpulan mengenai permasalahan tersebut.
Pada saat kegiatan inti berlangsung
ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam
belajar karena siswa kurang berminat
menggali informasi, membaca
bahan ajar dan menyelesaikan
masalah, siswa cenderung tidak aktif dan tidak percaya diri, sehingga solusi yang dilakukan oleh guru melakukan
pendekatan persuasif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa tersebut.
Saat kegiatan membimbing peserta didik melakukan
penyelidikan guru memfasilitasi peserta didik dengan memberi semangat,
membimbing dan mengarahkan teman
sekelompoknya untuk membantu teman yang merasa kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang
ada pada LKPD. Selain itu ada beberapa siswa yang aktif dalam
pelaksanaan kegiatan inti, merasa percaya diri dan bersemangat, mandiri, komutatif dan mampu menganalisa serta
menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan
teliti. Selain itu ada siswa yangmengantuk pada saat kegiatan belajar
kelompok, maka guru mengajak siswa melakukan ice breaking
dengan tujuan siswa fokus
dan bersemangat kembali.
Dari hasil penilaian sikap peserta didik dapat
terlihat perhatian peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran siklus pertama dengan penilaian sangat
baik (A)
36% , baik (B) 32% dan 28% cukup baik (C)
kemudian meningkat pada siklus
kedua sebesar 40% dengan sikap sangat
baik (A), 44
% sikap baik (B) dan 12%
cukup baik (C) sehingga terlihat
bahwa beberapa peserta didik berminat dalam
pembelajaran dengan menunjukkan perilaku
religius, gotong royong, tanggung jawab, kolaboratif
dan komunikatif .
Pemahaman konsep
peserta didik dapat dilihat
dari ketertarikan dan keterlibatan peserta
didik pada penilaian pengetahuan dan keterampilan, berdasarkan analisis hasil belajar
penilaian pengetahuan dapat dilihat dari siklus pertama konsep peserta didik
yang lulus KKM sebanyak 66,67% meningkat pada siklus kedua sebesar 83,3%. Selain itu pada penilaian keterampilan peserta didik pada
saat siklus pertama peserta didik yang sangat
terampil dalam mengerjakan LKPD ada 16,66% sangat terampil, 33,33%
terampil, dan 50% kurang
terampil terlihat meningkat pada siklus kedua yaitu sebesar ada 25% peserta
didik sangat terampil, 45,83% siswa terampil dan 29,17 % kurang terampil dalam mengerjakan LKPD. Perasaan senang pada saat kegiatan
pembelajaran dapat dilihat dari antusias
peserta didik pada saat
kegiatan pembelajaran dan diungkapkan pada saat kegiatan refleksi.
Dari analisis hasil evaluasi
pembelajaran masih ada beberapa peserta didik yang pemahaman
konsepnya masih rendah,
namun sebagian besar peserta didik juga mengalami
peningkatan pemahaman konsep yang signifikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran Problem
Based Learning dengan media PPT dan video pembelajaran melalui pendekatan TPACK dapat
membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman konsep
dan hasil belajar kimia materi Struktur dan
Sifat Alkena kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Rambang Dangku.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning dengan media PPT
dan video pembelajaran melalui pendekatan TPACK dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman
konsep dan hasil belajar kimia materi Struktur
dan Sifat Alkena kelas X TKJ 1 SMK
Negeri 1 Rambang Dangku, karena hasil belajar
kelas yang menggunakan model PBL lebih tinggi dibandingkan hasil belajar hasil
belajar sebelum digunakan model pembelajaran tersebut.
Terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran di kelas selama penelitian
berlangsung. Oleh karena itu ada beberapa saran untuk mengatasi
kendala tersebut.
Pertama, harus benar-benar mengetahui
permasalahan apa yang terjadi kepada peserta didik di kelas maupun
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kedua, hendaknya melakukan simulasi
sebelum mencobakan model pembelajaran yang akan dipakai
terhadap peserta didik.
Ketiga, sebaiknya guru harus
menguasai terlebih dahulu setiap sintaks yang terdapat dalam model
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuti, Sutria
Putri dan Purwanto, (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Di Kelas X Semester I SMA Negeri 15 Medan T.P 2017/2018. Diunduh tanggal 18 Januari 2023 dari https://jurnal.unimed.ac.id/2021/index.php/inpafi/article/view/10108.